Padang | MERGER PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) resmi terwujud sejak Presiden Joko Widodo telah menandarangani Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2021 tentang Penggabungan PT. Pelindo I, III, IV (Persero) kedalam PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Merger ini selain merupakan salah satu moment penting dan bersejarah bagi pengelolaan BUMN ke pelabuhan di Indonrsia, juga merupakan sebuah langkah penting dalam rangka peningkatan value creation bagi BUMN pelabuhan.
Hal tersebut disampaikan Humas Pelabuhan Indonesia II (Persero). Novrianto dalam diskusi dengan jajaran pengurus DPW MOI Sumbar, Senin (17/7/23) di ruang rapat pimpinan Pelabuhan Indonesia II Jalan Semarang No.3, Teluk Bayur, Padang Selelatan, Kota Padang, Sumatera Barat.
Dilanjutkannya, tahun 2022 kemarin menjadi tahun perdana paska merger PT Pelabuhan Indonesia (Persero)/ Pelindo dengan keberhasilan perseroan mencatatkan efisiensi dan optimalisasi senilai Rp1,3 Triliun (secara nasiona). Capaian ini sebagian besar berasal dari konsolidasi dan optimalisasi kapasitas finansial Pelindo, meliputi optimalisasi pembiayaan, relokasi aset, dan implementasi pengadaan bersama, yang mewujudkan kapasitas finansial yang lebih kuat sekaligus optimalisasi aset yang terintegrasi.
“Capaian ini merupakan cerminan manfaat dari penggabungan Pelindo yang hanya dapat diperoleh melalui sinergi antar entitas Pelindo Group sehingga pengelolaan segenap sumber daya perusahaan dapat dilakukan secara lebih efisien serta memberikan kontribusi pendapatan bagi negara yang maksimal,” ucap Novrianto lagi.
Dengan pengelolaan yang tersentralisasi, Pelindo kini memiliki kendali strategis yang lebih baik, sehingga memudahkan dalam melakukan transformasi layanan operasi end-to-end seperti menciptakan standardisasi sistem layanan operasional pelabuhan yang sebelumnya berbeda-beda antar pelabuhan. Beberapa sistem yang distandardisasi adalah TOS Nusantara untuk layanan peti kemas, NPK TOS untuk layanan non peti kemas dan Phinisi untuk layanan kapal, tambahnya.
“Transformasi tersebut telah mendatangkan benefit untuk berbagai pihak. Bagi Pelindo sendiri misalnya, terjadi peningkatan efisiensi biaya operasional, potensi penambahan trafik, peningkatan kompetensi dan knowledge. Bagi pelanggan, dengan adanya pengurangan port stay dan cargo stay misalnya, dapat membantu pada penghematan biaya sewa dan operasional kapal bagi perusahaan shipping line yang pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi terhadap penurunan biaya logistik dan mendukung konektivitas maritim,” tambahnya.
Salah satu hasil nyata penggabungan Pelindo di bidang operasional adalah adanya peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan. Dimana peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay (waktu sandar kapal di pelabuhan) yang diukur dengan jumlah hari.
Secara keseluruhan, peningkatan produktivitas operasional mulai tercermin pada kinerja perseroan tahun 2022, dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, paska penggabungan, Pelindo tidak hanya berfokus pada pengoperasian pelabuhan, namun juga mengambil peran strategis untuk mendukung pertumbuhan perekonomian daerah dengan memperlancar arus kominiti andalan yang terus meningkat, seperti CPO, semen, Klinker, Cangkang Sawit, Batubara, Pupuk, Bungkil, Gypsym, Karet, Copper Slang, General Cargo, bebernya lagi.
“Kami akan melanjutkan program paska merger untuk membawa manfaat yang lebih besar bagi masyarakat terutama bagi Indonesia. Untuk tahun 2023, kami memiliki beberapa fokus utama salah satunya melanjutkan transformasi pelabuhan melalui kegiatan standarisasi dan sistemisasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan", pungkas Novrianto.(rel)
0 Komentar