BREAKING NEWS

10/recent/ticker-posts

Right Button

test banner SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI PORTAL BERITA MEDIAONLINE CYBER ONE

Sekjen Kemendagri: Segera Atasi Masalah Penyebaran Pupuk untuk Jaga Produktivitas Petani


Pasbar, CyberOne | Plt. Sekjen Kementerian Dalam Negeri, Komjen Pol Drs. Tomsi Tohir, M.Si., menekankan pentingnya segera menemukan solusi untuk berbagai masalah terkait penyebaran pupuk, agar tidak mengurangi produktivitas petani, baik di tingkat pemerintah daerah maupun pusat.


Pernyataan ini disampaikan oleh Plt. Sekjen Kemendagri saat membuka dan memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Inflasi pada Selasa (2/7). Rakor tersebut juga diikuti oleh Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) secara virtual dari Ruang Balkon Kantor Bupati setempat.


Menanggapi hal ini, Direktur Utama PT. Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, BBA, MPA, menjelaskan mengenai tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi. Ia menegaskan bahwa harga pupuk yang tidak terjangkau dapat menurunkan produktivitas pertanian. 


Rahmad Pribadi menjelaskan bahwa biaya pupuk berkontribusi sebesar 23% dari biaya produksi padi. Program subsidi pupuk mampu menurunkan biaya pupuk padi hingga -9%. Setiap kenaikan harga pupuk sebesar Rp 1000/kg menyebabkan penurunan volume pemupukan sebesar 13% untuk pupuk urea dan 14% untuk NPK. Penurunan volume pemupukan ini berdampak pada penurunan produktivitas tanaman pangan hingga 0,5 ton/ha, dengan potensi penurunan pendapatan petani mencapai Rp 3,1 juta/ha.


Ia juga melaporkan bahwa stok pupuk NPK per 1 Juli 2024 sebesar 612 ribu ton, sangat aman dan cukup untuk kebutuhan nasional maupun di setiap provinsi. Namun, lanjutnya, perlu dilakukan mitigasi kondisi El Nino. 


"Kita perlu mengidentifikasi titik-titik lokasi yang masih tersedia air/dekat sumber air untuk memaksimalkan pertanaman. Beberapa penerapan teknologi dalam upaya peningkatan produksi aneka cabai yaitu fasilitasi screen house modern, instore dryer (alat pengering) untuk cabai, dan fasilitasi bangsal pasca panen," ujarnya.


Selain itu, Plh. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik, M. Habibullah, menyampaikan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau kembali menjadi penyumbang utama deflasi pada Juni 2024 dengan tingkat deflasi yang lebih dalam dibandingkan Mei 2024.


"Inflasi tahunan Juni 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar 2,51%. Beberapa komoditas utama penyumbang deflasi Juni 2024 adalah bawang merah, tomat, daging ayam ras, dan telur ayam ras dengan kontribusi deflasi masing-masing sebesar 0,09%, 0,07%, 0,05%, dan 0,02%. Komoditas emas perhiasan dan sigaret kretek mesin (SKM) menjadi penyumbang inflasi utama dalam 6 bulan berturut-turut dari Januari hingga Juni 2024," jelasnya.


Ia menambahkan, berdasarkan data SP2KP, secara nasional jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH pada minggu ke-3 Juni 2024 berkurang dibandingkan minggu sebelumnya. Sedangkan jumlah kabupaten/kota yang mengalami penurunan IPH pada minggu ke-3 Juni bertambah.


Selanjutnya, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan bahwa rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani per 25 Juni 2024 sebesar Rp 6.120/kg. Tren harga GKP di petani cenderung naik seiring berakhirnya masa panen raya. Ia juga melaporkan bahwa sebanyak 31 provinsi sudah memiliki Cadangan Beras Pemerintah Daerah (CBPD) dan regulasi, sementara 6 provinsi belum memiliki regulasi, dan 1 provinsi belum memiliki CBPP tetapi sudah memiliki regulasi.


Kemudian, realisasi penyaluran beras SPHP per Juni 2024 sebesar 810.680 ton dengan wilayah penyaluran terbesar di Kanwil DKI Jakarta dan Banten, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Terkait dengan sebaran kios pangan, per 30 Juni 2024, terdapat 309 unit Kios Pangan yang tersebar, dengan 26 Kios Pangan di 18 provinsi dan 283 unit Kios Pangan di 79 kabupaten/kota.


Sementara itu, berdasarkan grafik harga bahan pangan di Kabupaten Pasaman Barat dari tanggal 25 Juni hingga 2 Juli 2024 menunjukkan penurunan harga yang signifikan. Bahan pangan yang mengalami penurunan harga tersebut antara lain Daging Ayam Broiler/Ras, Cabai Hijau, Cabai Merah Lokal, Cabai Rawit Hijau, dan Bawang Merah.


Berikut rincian waktu dan tingkat penurunan harga bahan pangan yang terjadi: 

- Pada tanggal 27 Juni 2024, harga Daging Ayam Broiler/Ras turun sebesar 4,00%.

- Pada tanggal 30 Juni 2024, Cabai Hijau turun sebesar 7,89%. 

- Pada tanggal 1 Juli 2024, harga Cabai Merah Lokal turun sebesar 11,11%, diikuti oleh Cabai Rawit Hijau yang turun sebesar 9,09%, serta Cabai Merah Lokal yang juga mengalami penurunan mencapai 9,09% dari harga sebelumnya.

(Elwa KSSA)

Posting Komentar

0 Komentar