Pasbar, CyberOne | Bupati Pasaman Barat (Pasbar) Hamsuardi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) kembali mengadakan rapat untuk menangani inflasi pada Kamis (6/6) di ruang balkon kantor bupati setempat. Rapat ini dimoderatori oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Dodi San Ismail dan diikuti oleh anggota TPID Pasbar, termasuk Kepala BPS Pasbar, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Perhubungan, serta stakeholder terkait lainnya.
Dalam pemaparannya, Kepala BPS Pasbar, Bambang Suryanggono mengungkapkan bahwa ia telah bertemu dengan Sekda Provinsi Sumbar, Hansastri, untuk membahas permasalahan inflasi yang menjadi perhatian khusus Provinsi Sumatera Barat.
"Kami sudah menyampaikan permohonan agar Pasbar didukung dan tetap berkolaborasi dengan Provinsi Sumatera Barat. Syukurnya, inflasi saat ini tidak setinggi yang diprediksi. Namun kita harus tetap bekerja keras dengan menjalin kolaborasi atau MOU dengan daerah sekitar. Sebab kita bukan destinasi dagang, kita terikat dengan daerah pemasok komoditi pangan, terutama cabai dan bawang," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dodi San Ismail melaporkan bahwa hasil kunjungannya ke Kabupaten Solok menunjukkan bahwa Solok merupakan sentra tanaman hortikultura khususnya bawang. Solok juga sudah melakukan subsidi BBM untuk komoditi hasil pertanian dan kesepakatan MOU program G to G juga sudah disepakati dengan Solok.
"Kita juga telah memiliki 20 kelompok tani yang akan membantu pengendalian inflasi, namun prosesnya jangka panjang," ungkapnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pasbar, Ekadiana Oktavia menambahkan bahwa surat kerjasama telah dilayangkan pada Bulog dan kini menunggu konfirmasi dalam jangka waktu 10 hari kerja. Upaya lain yang juga telah dilakukan adalah mendirikan Kios Pangan Rakyat Pengendali Inflasi (Kios Partisipasi).
Selain itu, Kepala Dinas Perhubungan, Bakaruddin, memaparkan data roadset interview survey di perbatasan Pasaman-Pasbar. Dari 48 unit angkutan barang yang terjaring, 3 di antaranya bersifat pribadi dan bukan usaha angkutan. Kerjasama dengan pihak pemasok diperlukan mengingat banyaknya ditemukan angkutan barang dari luar daerah.
Menindaklanjuti pembahasan rapat tersebut, Bupati Hamsuardi kembali menegaskan kepada semua pihak terkait agar bertindak cepat agar inflasi di Pasbar dapat segera turun. Ia meminta TPID Pasbar di bawah Sekda dan Asisten II untuk melakukan intervensi melalui subsidi dan menanam komoditi pangan.
"Jika kita semua bekerja keras dengan melakukan intervensi, kita percaya angka inflasi di Pasbar dapat kita turunkan. Minggu lalu kita arahkan dinas terkait segera bertindak, dan alhamdulillah kerja keras pasti membuahkan hasil. Melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, sudah dibentuk 20 kelompok tani, diberikan pelatihan, dan dibeli alat pertanian yang dibutuhkan. Jalin juga kerjasama dengan pihak luar," tegasnya.
Ia juga meminta OPD di lingkup Pemda Pasbar yang tergabung dalam TPID untuk bekerja lebih maksimal dalam menangani permasalahan inflasi. Ia meminta BKAD untuk saling berkoordinasi dengan TPID agar upaya yang dilakukan berjalan tanpa kendala. Selain laporan harian, ia meminta kepada Inspektorat untuk melakukan pengawasan agar tidak ada indikasi lain terutama dalam hal Kios Partisipasi.
"Berdasarkan data, kebutuhan cabai kita di Kabupaten Pasaman Barat per minggu mencapai 69 ton, sedangkan untuk Kecamatan Pasaman sebagai sampel utama butuh 12 ton. Kebutuhan bawang sebanyak 34 ton dan Kecamatan Pasaman 6 ton. Beras kita butuh 737 ton per minggu dan Kecamatan Pasaman 133 ton. Jika kita jumlahkan, kita harus menganggarkan 25 miliar untuk tim TPID Pasbar. Jika dikelola dengan baik maka tidak akan ada lagi masalah," jelas Hamsuardi.
(Elwa KSSA)
0 Komentar