BREAKING NEWS

10/recent/ticker-posts

Right Button

test banner SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI PORTAL BERITA MEDIAONLINE CYBER ONE

Rakor Pengendalian Inflasi 5 Agustus 2024: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terjaga dan Inflasi Terkendali


Pasbar, CyberOne | Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Inflasi bersama Menteri Dalam Negeri RI secara virtual dari Ruang Balkon Kantor Bupati setempat pada Senin (5/8). Rapat dibuka oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Muhammad Tito Karnavian.


Paparan pertama dalam rakor disampaikan oleh Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan RI, terkait Perkembangan Kondisi Ekonomi Makro Terkini dan Kebijakan Nasional. Ia menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini terjaga dan inflasi terkendali.


Suahasil Nazara menekankan agar distribusi dan kerja sama antar daerah perlu terus diperkuat untuk mengurangi disparitas inflasi. Pengendalian inflasi di tingkat daerah perlu didukung oleh kesadaran dan konsistensi Pemerintah Daerah dalam menjaga stabilitas harga, terutama pangan.


Selanjutnya, Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, menyampaikan bahwa angka inflasi saat ini adalah 2,13% (Juli 2024 terhadap Juli 2023), di mana sebagian besar provinsi mengalami deflasi. Tingkat deflasi Juli 2024 merupakan yang terdalam sejak November 2022.


Dijelaskan bahwa beberapa komoditas utama penyumbang deflasi Juli 2024 adalah bawang merah, cabai merah, tomat, dan daging ayam AS, dengan masing-masing andil deflasi sebesar 0,11%, 0,09%, 0,07%, dan 0,04%. Setelah mengalami deflasi yang cukup dalam pada April dan Mei 2024, komoditas beras perlahan mengalami inflasi yang terus meningkat, di mana inflasi komoditas beras pada Juli 2024 terjadi di 25 provinsi. Komoditas cabai rawit dan emas perhiasan menjadi penyumbang utama inflasi Juli 2024 dengan tingkat inflasi masing-masing sebesar 14,28% dan 1,21%.


Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional, juga menyampaikan bahwa terkait dengan neraca produksi konsumsi beras tahun 2023 dan 2024, total produksi beras Januari-September 2024 adalah 24,37 juta ton, lebih rendah 1,78 juta ton atau 6,81% dibandingkan periode yang sama di tahun 2023. Total konsumsi beras Januari-September 2024 adalah 23,16 juta ton, lebih tinggi 230 ribu ton atau 1,00% dibandingkan periode yang sama di tahun 2023. Neraca produksi-konsumsi Januari-September 2024 adalah 1,22 juta ton, lebih rendah 2,01 juta ton atau 62,11% dibandingkan periode yang sama di tahun 2023. Produksi beras periode Agustus dan September 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan yang sama pada tiga tahun terakhir.


Selain itu, dilaporkan bahwa realisasi Gerakan Pangan Murah (GPM) dari 1 Januari hingga 2 Agustus 2024 adalah sebanyak 6.116 kali di 514 kabupaten/kota dan 38 provinsi.


Epi Sulandari, Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Perum BULOG, menyampaikan upaya Perum BULOG dalam stabilisasi harga pangan. Salah satunya adalah upaya peningkatan pasokan beras ke pasar/masyarakat melalui program SPHP. Pertama, menambah lokasi dan frekuensi kegiatan Gerakan Pangan Murah. Kedua, menambah kegiatan operasi pasar murah secara berkala setiap bulan. Ketiga, menambah jumlah pengecer SPHP. Keempat, melakukan inovasi dalam pengendalian stabilisasi harga beras melalui kerja sama dengan stakeholder lain seperti kepolisian, pemda, BI, dan lain-lain. Kelima, meningkatkan frekuensi dan intensitas monitoring/evaluasi serta inspeksi mendadak. Terakhir, melengkapi alat sosialisasi/spanduk kegiatan SPHP dan memperkuat media daring sebagai media edukasi dan informasi kegiatan SPHP.


Sementara itu, berdasarkan grafik harga bahan pangan di Kabupaten Pasaman Barat mulai tanggal 29 Juli hingga 5 Agustus 2024, menunjukkan perubahan harga yang relatif stabil. Bahan pangan yang mengalami perubahan harga adalah daging ayam broiler/ras dan cabai merah lokal. Pada 1 Agustus 2024, harga daging ayam broiler/ras mengalami penurunan sebesar 4,35%, sementara pada 5 Agustus 2024, harga cabai merah lokal mengalami kenaikan sebesar 11,11% dari harga sebelumnya.


Data harga tersebut diperoleh dari pasar-pasar di wilayah Kinali, Simpang Tiga, Simpang Empat, Kapa, Padang Tujuh, Kajai, Talu, dan Paraman Ampalu.


(Elwa KSSA)

Posting Komentar

0 Komentar